Rabu, 12 Juni 2013

Aku cinta Rupiah, walau Dollar dimana-mana


Coba liat kantong atau dompet masing-masing. Ada uangnya..? Mungkin dari melihat warnanya saja, kamu sudah tahu pecahan berapakah uang itu. Bahkan mungkin dari baunya saja, kamu dapat menebak tahun keluaran uang tersebut. Tapi kalo saya tanyaa.. Siapa pahlawan yang tercetak di lembaran uang 20.000 rupiah? Apa gambar yang ditampilkan di koin 25 rupiah? Haha.. wajar kalo gak ngeh, saya aja yang tiap hari megang duit *kenek mode: on* kok ya lupa lagi lupa lagi. Ok, sekedar share, saya akan mengulas satu persatu uang yang sekarang ini masih resmi dipakai di Indonesia, yang bernama Rupiah.

Rp 25 (koin perak):

25 rupiah, bergambar buah pala
Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius “Si Tua”. Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Pulau Grenada).


Rp 50 (koin perak):

50 rupiah, bergambar burung kepodang
Kepodang yang dalam bahasa latin disebut Oriolus Chinensis adalah burung yang cukup dikenal masyarakat khususnya di Jateng. Dalam buku Flora dan Fauna Nusantara, Bahrudin S dan Zamzami menulis burung tersebut bagi masyarakat Jawa melambangkan kekompakan, keselarasan dan keindahan budi pekerti sekaligus juga melambangkan anak atau generasi muda. Karena dekatnya burung ini dari nilai-nilai kebajikan yang selaras dengan budaya Jawa maka ditetapkanlah sebagai fauna identitas Jateng.

Rp 100 (koin perak):

100 rupiah, bergambar burung Kakaktua Irian
Kakatua Raja atau dalam nama ilmiahnya Probosciger aterrimus adalah sejenis burung Kakatua berwarna hitam dan berukuran besar, dengan panjang sekitar 60cm. Burung ini memiliki kulit pipi berwarna merah dan paruh besar berwarna kehitaman. Di kepalanya terdapat jambul besar yang dapat ditegakkan. Burung betina serupa dengan burung jantan.




Rp 100 (koin emas):

100 rupiah, bergambar karapan sapi
Karapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.




Rp 200 (koin perak):

200 rupiah, bergambar jalak bali
Jalak Bali atau dalam nama ilmiahnya Leucopsar rothschildi adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Jalak Bali memiliki pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina serupa.

Rp 500 (koin perak & emas bergambar sama):
500 rupiah, bergambar bunga melati

Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Di Indonesia, salah satu jenis melati dijadikan sebagai simbol nasional yaitu melati putih (Jasminum sambac) karena bunganya dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini. Jenis lain yang juga populer adalah gambir (J. officinale). Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara.


Rp 1000 (koin):

1000 rupiah, bergambar kelapa sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia, namun proyeksi ke depan memperkirakan bahwa pada tahun 2009 Indonesia akan menempati posisi pertama.
Rp 1000 (kertas):

1000 rupiah, bergambar Kapitan Pattimura & pulau Maitara dan Tidore
- Kapitan Pattimura (lahir di Negeri Haria, Porto, Pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 – wafat di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), atau dikenal dengan nama Thomas Matulessy atau Thomas Matulessia, adalah Pahlawan Nasional Indonesia.  Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarir dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris. Kata “Maluku” berasal dari bahasa Arab Al Mulk atau Al Malik yang berarti Tanah Raja-Raja.
- Pulau Maitara adalah salah satu pulau dengan panorama indah yang terletak antara Pulau Tidore dan selatan Pulau Ternate dimana sebagian lingkaran pantai berpasir putih dan terhampar didepannya alam bawah laut dengan keanekaragaman ikan serta karang yang masih terpelihara dengan balk. Pulau ini dapat dijangkau dengan speed boat hanya 10 menit dari pelabuhan bastiong Ternate.

Rp 5000:

5000 rupiah, bergambar Tuanku Imam Bondjol & Pengrajin Tenun
- Tuanku Imam Bonjol bernama asli Muhammad Shahab dilahirkan di (Bonjol, Pasaman 1772 – Pineleng, Minahasa, 6 November 1864) adalah pemimpin Perang Padri melawan Belanda. Ia salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia kelahiran Sumatra Barat. Ia wafat dan dimakamkan di Lotak, Minahasa sewaktu dalam pengasingannya.
- “Pengrajin Tenun: Pandai Sikek – Sumatra Barat merupakan satu dari tujuh nagari di Minangkabau yang masyarakatnya secara turun-temurun sejak ratusan tahun terkenal sebagai perajin tenun. Aktivitas perajin ini berkaitan dengan supplay untuk pakaian upacara adat, seperti melantik penghulu, pesta perkawinan, dan sebagainya.
Rp 10.000:
10.000 rupiah, bergambar Sultan Badaruddin II & Rumah Limas
- Sultan Mahmud Badaruddin II (l: Palembang, 1767, w: Ternate, 26 November 1862) adalah pemimpin kesultanan Palembang-Darussalam (1803-1819). Tahun 1821, ketika Belanda secara resmi berkuasa di Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap dan diasingkan ke Ternate. Namanya kini diabadikan sebagai nama bandara internasional di Palembang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
- Rumah Limas merupakan prototype rumah tradisional Palembang yang ditandai dengan atapnya yang berbentuk lima. Rumah ini memiliki ciri-ciri; – Atapnya berbentuk Limas – Badan rumah berdinding papan, dengan pembagian ruangan yang telah ditetapkan (standard) bertingkat-tingkat.(Kijing). Keseluruhan atap dan dinding serta lantai rumah bertopang di atas tiang-tiang yang tertanam di tanah

Rp 20.000:

20.000 rupiah, bergambar Oto Iskandar Dinata & Pemetik Teh
- Raden Oto Iskandar di Nata (lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 – wafat di Mauk, Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 pada umur 48 tahun) adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Ia mendapat julukan si Jalak Harupat. Ia menjabat sebagai menteri Negara pada kabinet yang pertama Republik Indonesia tahun 1945. Untuk mengabadikan perjuangan beliau, dibuatlah sebuah monumen perjuangan Bandung Utara di Lembang, Bandung dengan nama “Monumen Pasir Pahlawan”.
- Sebagian besar penduduk di daerah Puncak, Jawa Barat  berprofesi sebagai Pemetik Teh di perkebunan. Bahkan mereka umumnya telah mengakrabi profesi ini sejak kecil. Namun, keindahan pemandangan hamparan kebun teh ternyata tak seindah kehidupan para buruhnya. Rumah sederhana dan tingkat putus sekolah yang tinggi menjadi pertanda bahwa mereka hidup dalam kemiskinan.

Rp. 50.000:
50.000 rupiah, bergambar Gusti Ngurah Rai & Danau Beratan
- Brigjen TNI Anumerta I Gusti Ngurah Rai (lahir di Desa Carangsari, Kabupaten Badung, Bali, 30 Januari 1917 – wafat di Marga, Tabanan, Bali, 20 November 1946 pada umur 29 tahun) adalah seorang pahlawan Indonesia dari Kabupaten Badung, Bali.
- Danau Beratan adalah sebuah danau yang terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Danau yang terletak paling timur di antara dua danau lainnya yaitu Danau Tamblingan dan danau Buyan, yang merupakan gugusan danau kembar di dalam sebuah kaldera besar, Danau Beratan terbilang cukup istimewa.

Rp. 100.000:
100.000 rupiah, bergambar Soekarno-Hatta & Gedung MPR
- Soekarno & Hatta adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 dan mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.. Singkatnya, Presiden & Wakil Presiden pertama bagi Indonesia.
- Gedung Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat (DPR/MPR) didirikan pada 8 Maret 1965. Saat itu, Presiden Soekarno mencetuskan untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces) yang merupakan wadah dari semua New Emerging Forces. Conefo dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
There you go! Sebenernya sih, yang membuat saya penasaran, adalah siapa yang memutuskan untuk memakai gambar2 tersebut? Pihak BI? Tapi SIAPA? Terus, mengapa gambar2 ini yang dipilih..? Apa alasan di baliknya..? Kalau ada dari kamu2 yang tahu seluk beluk uang Rupiah ini, don’t hesitate to buzz me here! Apa? Menurut kamu hal yang saya bahas ini nggak penting? Hem.. Kalo kamu nanti secara tak terduga ikut Who Wants To Be a Millionare dan pada saat pertanyaan terakhir, Tantowi Yahya menanyakan hal yang sama dengan yang saya tanyakan di atas, percaya deh, kamu akan menganggap hal sepele di sekitar kamu itu penting. Cheers! :)

Sumber gambar: Tinggal klik di gambar (dasar pemalas..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar