Coba liat kantong atau dompet
masing-masing. Ada uangnya..? Mungkin dari melihat warnanya saja, kamu sudah
tahu pecahan berapakah uang itu. Bahkan mungkin dari baunya saja, kamu dapat
menebak tahun keluaran uang tersebut. Tapi kalo saya tanyaa.. Siapa pahlawan
yang tercetak di lembaran uang 20.000 rupiah? Apa gambar yang ditampilkan di
koin 25 rupiah? Haha.. wajar kalo gak ngeh, saya aja yang tiap hari megang duit
*kenek mode: on* kok ya lupa lagi lupa lagi. Ok, sekedar share, saya akan
mengulas satu persatu uang yang sekarang ini masih resmi dipakai di Indonesia,
yang bernama Rupiah.
Rp 25 (koin perak):
25 rupiah, bergambar buah pala
Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon
yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai
rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang
penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius
“Si Tua”. Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika
lain seperti Mauritius dan Karibia (Pulau Grenada).
Rp 50 (koin perak):
50 rupiah, bergambar burung kepodang
Kepodang yang dalam bahasa latin disebut Oriolus Chinensis adalah
burung yang cukup dikenal masyarakat khususnya di Jateng. Dalam buku Flora dan
Fauna Nusantara, Bahrudin S dan Zamzami menulis burung tersebut bagi masyarakat
Jawa melambangkan kekompakan, keselarasan dan keindahan budi pekerti sekaligus
juga melambangkan anak atau generasi muda. Karena dekatnya burung ini dari
nilai-nilai kebajikan yang selaras dengan budaya Jawa maka ditetapkanlah
sebagai fauna identitas Jateng.
Rp 100 (koin perak):
100 rupiah, bergambar burung
Kakaktua Irian
Kakatua Raja atau dalam nama ilmiahnya Probosciger aterrimus
adalah sejenis burung Kakatua berwarna hitam dan berukuran besar, dengan
panjang sekitar 60cm. Burung ini memiliki kulit pipi berwarna merah dan paruh
besar berwarna kehitaman. Di kepalanya terdapat jambul besar yang dapat
ditegakkan. Burung betina serupa dengan burung jantan.
Rp 100 (koin emas):
100 rupiah, bergambar karapan sapi
Karapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi
yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi
yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan
pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan
sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan
dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di
Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap
tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota
Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.
Rp 200 (koin perak):
200 rupiah, bergambar jalak bali
Jalak Bali atau dalam nama ilmiahnya Leucopsar rothschildi
adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang
25cm, dari suku Sturnidae. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya
memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan
sayapnya yang berwarna hitam. Jalak Bali memiliki pipi yang tidak ditumbuhi
bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan
betina serupa.
Rp 500 (koin perak &
emas bergambar sama):
500 rupiah, bergambar bunga melati
Rp 1000 (koin):
1000 rupiah, bergambar kelapa sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil
minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia, namun proyeksi ke depan
memperkirakan bahwa pada tahun 2009 Indonesia akan menempati posisi pertama.
Rp 1000 (kertas):
1000 rupiah, bergambar Kapitan
Pattimura & pulau Maitara dan Tidore
- Kapitan Pattimura (lahir di
Negeri Haria, Porto, Pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 – wafat di
Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), atau dikenal dengan nama
Thomas Matulessy atau Thomas Matulessia, adalah Pahlawan Nasional
Indonesia. Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarir
dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris. Kata “Maluku”
berasal dari bahasa Arab Al Mulk atau Al Malik yang berarti Tanah Raja-Raja.
- Pulau Maitara adalah salah
satu pulau dengan panorama indah yang terletak antara Pulau Tidore dan
selatan Pulau Ternate dimana sebagian lingkaran pantai berpasir putih dan
terhampar didepannya alam bawah laut dengan keanekaragaman ikan serta karang
yang masih terpelihara dengan balk. Pulau ini dapat dijangkau dengan speed boat
hanya 10 menit dari pelabuhan bastiong Ternate.
Rp 5000:
5000 rupiah, bergambar Tuanku Imam
Bondjol & Pengrajin Tenun
- Tuanku Imam Bonjol bernama
asli Muhammad Shahab dilahirkan di (Bonjol, Pasaman 1772 – Pineleng, Minahasa,
6 November 1864) adalah pemimpin Perang Padri melawan Belanda. Ia salah seorang
Pahlawan Nasional Indonesia kelahiran Sumatra Barat. Ia wafat dan dimakamkan di
Lotak, Minahasa sewaktu dalam pengasingannya.
- “Pengrajin Tenun: Pandai Sikek
– Sumatra Barat merupakan satu dari tujuh nagari di Minangkabau yang
masyarakatnya secara turun-temurun sejak ratusan tahun terkenal sebagai perajin
tenun. Aktivitas perajin ini berkaitan dengan supplay untuk pakaian upacara
adat, seperti melantik penghulu, pesta perkawinan, dan sebagainya.
Rp 10.000:
10.000 rupiah, bergambar Sultan
Badaruddin II & Rumah Limas
- Sultan Mahmud Badaruddin II
(l: Palembang, 1767, w: Ternate, 26 November 1862) adalah pemimpin kesultanan
Palembang-Darussalam (1803-1819). Tahun 1821, ketika Belanda secara resmi
berkuasa di Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap dan diasingkan ke
Ternate. Namanya kini diabadikan sebagai nama bandara internasional di
Palembang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
- Rumah Limas merupakan
prototype rumah tradisional Palembang yang ditandai dengan atapnya yang
berbentuk lima. Rumah ini memiliki ciri-ciri; – Atapnya berbentuk Limas – Badan
rumah berdinding papan, dengan pembagian ruangan yang telah ditetapkan
(standard) bertingkat-tingkat.(Kijing). Keseluruhan atap dan dinding serta
lantai rumah bertopang di atas tiang-tiang yang tertanam di tanah
Rp 20.000:
20.000 rupiah, bergambar Oto
Iskandar Dinata & Pemetik Teh
- Raden Oto Iskandar di Nata
(lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 – wafat di Mauk,
Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 pada umur 48 tahun) adalah salah satu
Pahlawan Nasional Indonesia. Ia mendapat julukan si Jalak Harupat. Ia menjabat
sebagai menteri Negara pada kabinet yang pertama Republik Indonesia tahun 1945.
Untuk mengabadikan perjuangan beliau, dibuatlah sebuah monumen perjuangan
Bandung Utara di Lembang, Bandung dengan nama “Monumen Pasir Pahlawan”.
- Sebagian besar penduduk di daerah
Puncak, Jawa Barat berprofesi sebagai Pemetik Teh di perkebunan.
Bahkan mereka umumnya telah mengakrabi profesi ini sejak kecil. Namun,
keindahan pemandangan hamparan kebun teh ternyata tak seindah kehidupan para
buruhnya. Rumah sederhana dan tingkat putus sekolah yang tinggi menjadi
pertanda bahwa mereka hidup dalam kemiskinan.
Rp. 50.000:
50.000 rupiah, bergambar Gusti
Ngurah Rai & Danau Beratan
- Brigjen TNI Anumerta I Gusti
Ngurah Rai (lahir di Desa Carangsari, Kabupaten Badung, Bali, 30 Januari
1917 – wafat di Marga, Tabanan, Bali, 20 November 1946 pada umur 29
tahun) adalah seorang pahlawan Indonesia dari Kabupaten Badung, Bali.
- Danau Beratan adalah sebuah
danau yang terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti,
Kabupaten Tabanan, Bali. Danau yang terletak paling timur di antara dua danau
lainnya yaitu Danau Tamblingan dan danau Buyan, yang merupakan gugusan danau
kembar di dalam sebuah kaldera besar, Danau Beratan terbilang cukup istimewa.
Rp. 100.000:
100.000 rupiah, bergambar
Soekarno-Hatta & Gedung MPR
- Soekarno & Hatta adalah
Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 dan
mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.. Singkatnya,
Presiden & Wakil Presiden pertama bagi Indonesia.
- Gedung Dewan Perwakilan
Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat (DPR/MPR) didirikan pada 8 Maret
1965. Saat itu, Presiden Soekarno mencetuskan untuk menyelenggarakan CONEFO
(Conference of the New Emerging Forces) yang merupakan wadah dari semua New
Emerging Forces. Conefo dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
There you go! Sebenernya sih, yang
membuat saya penasaran, adalah siapa yang memutuskan untuk memakai gambar2
tersebut? Pihak BI? Tapi SIAPA? Terus, mengapa gambar2 ini yang dipilih..? Apa
alasan di baliknya..? Kalau ada dari kamu2 yang tahu seluk beluk uang Rupiah
ini, don’t hesitate to buzz me here! Apa? Menurut kamu hal yang saya bahas ini
nggak penting? Hem.. Kalo kamu nanti secara tak terduga ikut Who Wants To Be a
Millionare dan pada saat pertanyaan terakhir, Tantowi Yahya menanyakan hal yang
sama dengan yang saya tanyakan di atas, percaya deh, kamu akan menganggap hal
sepele di sekitar kamu itu penting. Cheers! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar